sekitarBANDUNGcom - Pada hari Minggu (10/04), melalui akun resmi Instagram-nya, aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengumumkan akan menggelar aksi massa atau demo yang sedang dilaksanakan hari ini (11/04). Demo ini akan dilaksanakan di depan Gedung MPR/DPR/DPD. Walaupun sempat dikabarkan batal, tetapi ternyata kabar batalnya aksi ini hanyalah hoax.
Dalam aksi ini, BEM SI membawa tagar #RakyatBangkitMelawan. Aksi yang awalnya direncanakan untuk dilaksanakan di dekat Istana Negara ini pindah lokasi beberapa saat setelah video penegasan Presiden Jokowi perihal kepastian Pemilu 2024 digelar 14 Februari diupload di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Namun, dikabarkan bahwa tidak semua kelompok mahasiswa akan mengikuti aksi demo hari ini. Beberapa dari mereka sudah melakukan demo sebelum tanggal 11 April. Salah satunya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).
BEM UI kemarin (10/04), turut serta dalam aksi simbolik yang digelar di sekitar Patung Arjuna Wijaya yang diinisiasi Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI). Pada aksi itu, BEM UI membawa tiga tuntutan dalam aksi simbolik kemarin. Pertama, meminta Presiden Jokowi menegaskan Pemilu 2024 tak ditunda dan tak ada perpanjangan masa jabatan. Kedua terkait ketimpangan ekonomi, dan ketiga soal penyerangan warga sipil yang marak terjadi. Namun, BEM UI belum menentukan apakah akan ikut dalam gelaran demo hari ini atau tidak, yang pasti BEM UI tidak akan berhenti menyuarakan aspirasi rakyat.
Melalui aksi ini, BEM SI akan meminta jawaban atas tuntutan rakyat yang sampai saat ini belum terjawab dalam kurun waktu 2 minggu. Ada 18 tuntutan yang dianggap BEM SI belum dijawab. Tuntutan itu terdiri dari 6 tuntutan yang sudah dibawa saat aksi pada tanggal 28 Maret 2022 dan 12 tuntutan lainnya berasal dari aksi 7 tahun pemerintahan Jokowi 21 Oktober 2021 lalu. Pada aksi ini, ada 4 tuntutan yang akan dibawa, yaitu:
1. Mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.
2. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
3. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.
4. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.
Rencana aksi massa besar-besaran ini tentunya menarik perhatian banyak masyarakat Indonesia. Pro-kontra pun bermunculan di beberapa media sosial, salah satunya adalah Twitter. Rata-rata warganet mendukung aksi tersebut agar pemerintah sadar dengan kebijakannya yang tidak pro-rakyat. Namun, ada pula yang kontra dengan aksi demo ini karena dinilai kurang pas dilaksanakan di Bulan Ramadhan.
Sumber: kupingkita