sekitarBANDUNGcom - Kisah sukses Parsito seorang juragan clothing yang datang ke Kota Kembang berbekal uang dari menjual seekor ayam, sekarang menjadi pengusaha sukses. Diakuinya, setelah tamat SMP di sebuah SMPN 2 Puring kabupaten Kebumen Jawa Tengah pada tahun 2002, Parsito bingung untuk melanjutkan sekolahnya karena tidak ada biaya untuk melanjutkan sekolah. Setelah menganggur 2 tahun, pada tahun 2004 Parsito remaja minta izin kepada orang tuanya untuk mengadu nasib di kota Bandung. Dengan restu orang tua dan dengan bermodalkan uang hasil menjual 2 ekor ayam jago kesayangan milik orang tuanya sebesar 70 ribu rupiah, Parsito kecil berangkat dari kampung halamannya Desa Purwoharjo, kecamatan Puring, kabupaten Kebumen Jawa Tengah ke ibukota Jawa Barat.
Namun setibanya di kota Bandung, Parsito kembali bingung karena tidak memiliki saudara ataupun sanak saudara yang dia punya hanya semangat saja. Kemudian Parsito diterima bekerja sebagai buruh kasar di Pasar Baru.
"Waktu itu sekitar tahun 2006 saya berpikir kalu hidup kaya gini terus tidak akan maju-maju, ya udah nekad keluar kerja dan bertemu dengan kawan saya yang jadi pedagang rokok asongan, dan buat nyambung hidup sementara saya coba-coba jadi pedagang asongan juga, nah saya berkeliling diseputaran Jl Cihampelas, pasar baru dan lain lain." ujarnya saat ditemui redaksi sekitarBANDUNGcom di dekat tokonya.
Ditengah perjuangannya saat itu Parsito muda menjajal menjadi pedagang kaos di trotoar sekitaran jalan Cihampelas. Namun nasib berkata lain dia mencoba membuat design kaos sendiri, dari coba-coba itulah parsito berpikir untuk membuat kaos sendiri dan karena semangat, sampai sapi kesayangan yang dia pelihara di kampung halaman sebanyak 2 ekor dijual sebesar 32 juta rupiah. Lalu seizin dan restu kedua orang tuanya uang tersebut dibelikan 10 buah mesin jahit.
"Asalnya saya bingung mesin jahit punya 10 namun modal habis." lanjut Parsito sambil tertawa ringan.
Kemudian ditengah kebuntuannya tersebut muncul orang yang tidak dikenal menawarkan bahan kaos, dengan cara bisa dicicil bayarnya, akhirnya parsito dapat pinjaman kain seharga 280 jutaan, lalu dia jahit dan dipasarkan dengan cara dititip kepada kawan-kawannya, sampai akhirnya Parsito mempunyai 14 lapak (meja) di jalan Cihampelas kota Bandung.
Saat Jl. Cihampelas dibuat Skywalk tahun 2017 parsito tidak menyerah dia tetap bertahan sampai akhirnya dia bisa menyewa toko, karena saat itu dirinya tidak kebagian lapak di Skywalk.
Siapa tahu nasib berkata lain, dari kemauan dan kejujuran, parsito sekarang sudah mempunyai 4 toko, dan dulu hidupnya menggelandang sekarang sudah terbeli 2 rumah, untuk membahagiakan orang tuanya.
Parsito BEJO membangunkan rumah orang tuanya menjadi rumah megah dan toko di depannya, hanya hitungan 3 tahun selama pademi covid-19, semangat usahanya benar-benar didorong oleh kawan-kawan pedagang asongan yang sekarang diberikan kepercayaan untuk memegang toko milik Parsito.
Ada yang lucu Parsito selama usaha tidak pernah punya rekening bank dan dia tidak mengerti dunia perbankan, dia membayar semua dengan uang tunai dan tidak mau berhutang, kata Parsito ketika ditemui di tokonya di kawasan Jl. Cihampelas.
"Do'a restu orang-tua serta istri yang membuat saya bersemangat serta kemauan keras untuk maju, semoga pengalaman saya mengispirasi orang lain agar tidak menyerah dengan keadaan" tutup Parsito.
Artikel: Abah Iwan I Lamintang
Editor: Dudi Abi