Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa ornamen
tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah
tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa
Barat, namun juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu
dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat.
Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai
dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun
dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat.
Seorang
Keamanan Dalam (Kamdal) Gedung Sate, Yanto Rukmana, 48, yang telah bekerja
selama 19 tahun di Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini sering menjadi
pemandu bagi para tamu yang datang ke Gedung Sate.
Beberapa
rekannya menjuluki dirinya sebagai 'kuncen' Gedung Sate. Pada kesempatan ini,
Yanto ingin berbagi fakta-fakta tentang Gedung Sate.
Berikut Faktanya:
1. Dahulu saat zaman penjajahan Belanda,
Gedung Sate rencananya akan dijadikan kantor pemerintah pusat kolonial Belanda.
Kota Bandung sebagai Ibu Kota Kolonialnya.
2. Tepatnya Gedung Sate di bangun pada
tanggal 27 Juli 1920, peletakan batu pertama Gedung sate dilakukan oleh putri
sulung Wali Kota Bandung, Bertus Coops yang menjabat pada tahun 1920.
3. Pembangunan gedung sate melibatkan
2.000 orang, di antaranya pekerja dari China 150 orang, khusus untuk memahat
batu dan kayu di gedung sate.
Selebihnya merupakan bangsa Indonesia yang 2 tahun sebelumnya telah membangun
ITB dan Balai Kota Bandung yang dulunya merupakan gudang rempah-rempah.
4. Pembangunan Gedung Sate diarsiteki
oleh insinyur terkenal pada zaman tersebut yaitu Ir. J. Gerber, lulusan
University of Amsterdam. Dengan gaya arsitek indo-eropa.
5. Sistem konstruksi Gedung Sate
menggunakan sistem konvensional yaitu dengan menggunakan persendian, sehingga
Gedung Sate merupaka bangunan tahan gempa.
6. Dulu namanya bukan Gedung Sate, tetapi
Gedung GB (Gouvernements Bedrijven) atau gedung pusat pemerintahan Kolonial
Belanda.
7. Di atas Gedung Sate ada ornamen
berbentuk jambu air dengan jumlah 6 jambu air, mengartikan sebuah kesuburan
yang dimiliki tanah parahyangan dan jumlah 6 mengartikan biaya yang dibutuhkan
untuk membangun Gedung Sate sejumlah 6 juta golden.
8. Karena berbentuk seperti sate,
masyarakat Bandung menyebut gedung tersebut dengan sebutan Gedung Sate agar
lebih mudah diucapkan, hingga saat ini.
9. Tahun 1980 Gedung Sate berubah menjadi
kantor Provinsi Pemerintahan Jawa Barat semenjak Gubernur Jawa Barat ke-11, H.
Aang Kunaefi.
10. Sebelumnya Gedung Sate merupakan
kantor Departemen Pekerjaan Umum, di mana setiap tanggal 3 Desember diperingati
Hari Bakti Pekerjaan Umum atau Hari Sapta Taruna, karena pada tanggal tersebut
di tahun 1945 telah terjadi pertempuran di Gedung Sate.